Manusia Makhluk Moral


       Hakikatnya manusia adalah makhluk moral. Untuk menjadi makhluk sosial yang memiiki kepribadian baik serta bermoral tidak secara otomatis, perlu suatu usaha yang disebut pendidikan. Menurut pandangan humanisme manusia memiliki kemampuan untuk mengarahkan dirinya ketujuan yang positif dan rasional. Manusia dapat mengarahkan, mengatur, dan mengontrol dirinya. Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan ialah upaya untuk memajukan perkembangan budi pekerti (kekuatan batin), pikiran (intelek), dan jasmani (Slamet Sutrisno, 1983, 26). Perkembangan kepribadian seseorang tidak lepas dari pengaruh lingkungan sosial budaya tempat tumbuh dan berkembangnya seseorang (cultural backround of personality)

Manusia  juga  disebut  sebagai  mahkluk  yang  bermoral. Dari segi  bahasa  Kata moral berasal dari bahasa latin “mos”(moris), yang berarti  adat  istiadat, kebiasaan, peraturan / nilai-nilai  atau tata cara kehidupan.  Moral  merupakan  aturan  berperilaku  tentang  sesuatu  yang boleh  dan tidak boleh dilakukan .Di masyarakat kita ada aturan- aturan yang tertulis maupun tidak tertulis yang mengarahkan manusia untuk bergaul, berpakaian, bersikap, dan lainlain.  Pengertian moral adalah merupakan pengetahuan atau wawasan yang menyangkut budi pekerti manusia yang beradab. Moral juga berarti ajaran yang baik, buruknya perbuatan dan kelakuan. Moralisasi yaitu uraian (pandangan dan ajaran) tentang perbuatan serta kelakuan yang baik. Nabi diutus untuk menyempurkan moral / akhlak manusia. Sebagai uswah hasanah, nabi Muhammad saw sudah menjadi sosok yang berusaha dicontoh akhlaknya, yang berusaha diteladani budi pekertinya. Islam menjadi konsep dalam pendidikan karakter, nilai-nilai ajaran islam sangat lekat dengan karakter seorang pemimpin. Sehingga islam dapat dijadikan aturan untuk manusia menjadi makhluk moral.

      Selanjutnya, Kama Abdul Hakam mengatakan bahwa berbicara soal moral berarti berbicara soal perbuatan manusia dan juga pemikiran dan pendirian mereka mengenai apa yang baik dan apa yang tidak baik, mengenai apa yang patut dan tidak patut dilakukan. Dari beberapa pendapat tadi bisa disimpulkan bahwa moral adalah keseluruhan aturan, kaidah atau hukum yang berbentuk perintah dan larangan yang mengatur perilaku manusia dan masyarakat di mana manusia itu berada. Dalam perkembangannya kemudian, kata mos, mores dan moral ini menjadi “moralis-moralitas”. Moralitas dipergunakan untuk menyebut sebuah perbuatan yang memiliki makna lebih abstrak. Apabila ditanyakan, apakah moralitas tersebut? Moralitas adalah segi moral baik maupun buruknya suatu perbuatan. Moralitas menunjuk pada suatu konsep yang keseluruhannya memaknai suatu perbuatan itu berkenaan dengan hakekat nilai, terkait dengan kualitas perbuatan manusiawi.

      Dalam islam, moral disebut dengan akhlak atau perangai, sedang akhlak berasal dari perkataan (al-akhlaku) yaitu kata jama’ daripada perkataan (al- khuluqu) berarti tabiat,kelakuan, perangai, tingkah laku, matuah, adat kebiasaan. Perkataan (al-khulq) ini di dalam Al- Quran hanya terdapat pada dua tempat saja, diantaranya:
Qs. Al-Qalam ayat 4:
وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٖ ٤
“Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.”
       Sementara perkataan (al-khalqu) berarti kejadian, ciptaan, dan juga bermaksud kejadian yang indah dan baik. Apabila dirujuk kepada kejadian manusia, struktur tubuh yang indah dan seimbang. Jika dirujuk kepada kejadian alam semesta, ia juga membawa arti kejadian atau ciptaan yang indah, tersusun rapi, menurut undang-undang yang tepat. Di dalam Al-Quran terdapat 52 perkataan (Al-khalqu) yang merujuk kepada kejadian manusia, alam raya dan lain-lain kejadian. Antara lain firman Allah subhaanahu wa taaala:
Qs. Al-‘imran ayat 190:

إِنَّ فِي خَلۡقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَٱخۡتِلَٰفِ ٱلَّيۡلِ وَٱلنَّهَارِ لَأٓيَٰتٖ لِّأُوْلِي ٱلۡأَلۡبَٰبِ ١٩٠
“ Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal”
      Imam Ghazali r.a mengatakan akhlak ialah suatu keadaan yang tertanam di dalam jiwa yang menampilkan perbuatan-perbuatan dengan senang tanpa memerlukan pemikiran dan penelitian. Apabila perbuatan yang terkeluar itu baik dan terpuji menurut syarak dan akal, perbuatan itu dinamakan akhlak yang mulia. Sebaliknya apabila keluar perbuatan yang buruk, ia dinamakan akhlak yang buruk.
      Moral Islam adalah moral yang memiki fungsi sebagai “Jalan Kebenaran” untuk memperbaiki kehidupan sosial umat manusia. Memahami Islam secara menyeluruh akan menjadi panduan yang baik dalam tindakan moral. Memahami Islam tidak hanya sebatas ritual ibadah saja, tapi perlu juga dimaknai secara lebih luas, yaitu bagaimana usaha kita menjadikan Islam sebagai panduan moral yang murni.
      Islam hadir ke dalam sebuah masyarakat diatur melalui prinsip-prinsip moral yang tidak hanya didasarkan oleh iman terhadap kekuasaan Tuhan saja, melainkan didasarkan pada adat yang dihormati sehingga mampu membentuk nilai-nilai masyarakat dan struktur moralnya. Islam sangat mempertegas nilai-nilai kebaikan moral, seperti kesabaran, keramahtamahan, dan kejujuran, yang itu tidak saja ditujukan kepada keluarga terdekat, tapi juga bagi seluruh umat manusia, baik bagi anak yatim, fakir, miskin, dan sebagainya.
      Moralitas Islam mempunyai tujuan yang sangat penting dalam kehidupan manusia, dengan moralitas Islam, manusia bisa mengetahui apa yang diperbuatnya itu buruk atau apa yang diperbuatnya itu baik, tidak menutup kemungkinan dengan manusia yang bermoralkan ajaran Islam akan terciptanya kedamaian dan ketentraman.
      Moralitas Islam ada lah jalan yang di tuntut Allah SWT dengan Al-Quran sebagai pedomannya. Akhlak dalam Islam menjadi penghubung yang erat dengan keimanan seseorang Islam.
Sebagaimana maksud hadits berikut :
“Rasulullah telah ditanya oleh seseorang: “Siapakah orang mukmin yang paling afdol mempunyai kelebihan imannya?
Jawab baginda: Orang yang paling baik akhlaknya”.

Referensi:
Hendra Mahayana. 2016. Manusia Makhluk Moral. http://hendracuet19.blogspot.com/
Birinsoelank. 2014. Moralitas Islam. https://birinsoelank.wordpress.com/

Postingan populer dari blog ini

Tugas 6: Pola Hubungan Vertikal Makhluk-Khalik

Manusia Makhluk Budaya